Sabtu, 22 November 2008

Seni Teater Kabuki


Kabuki (歌舞伎, Kabuki?) adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok.Kabuki berasal dari kata Kabuku (カブく atau 傾く, "miring"?). Dalam bahasa Jepang, pakaian yang tidak umum dan tarian yang kelihatan aneh atau tidak lazim disebut "kabuki". Orang yang bertingkah laku aneh disebut "kabukimono". Latar belakang penamaan kabuki juga berhubungan dengan berbagai trik panggung (dalam bahasa Jepang disebut kérén) yang merupakan keindahan tersendiri dalam kabuki. Penonton takjub melihat adegan yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata, misalnya aktor kabuki yang bisa menghilang atau muncul dalam sekejap sebagai hasil dari trik panggung.

Penulisan "kabuki" (歌舞伎, "kabuki"?) dengan aksara kanji adalah cara penulisan ateji untuk "utai" (歌い, "utai"? menyanyi), "mai" (舞い, "mai"? menari), dan "ki" (伎 dari kata 技芸、芸人, gigei, geinin?, seni atau seniman). Semuanya merupakan aksara kanji yang dipilih untuk menggambarkan pertunjukan kabuki. Pada awal perkembangan kabuki, aksara kanji yang dipakai untuk menulis "ki" adalah bukan (伎, ? "seniman") melainkan (妓, gi?, yang berarti wanita penghibur). Kedua cara penulisan masih digunakan hingga zaman Edo, sedangkan penyeragaman penulisan seperti sekarang baru dilakukan sejak zaman Meiji.

Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

Musik kabuki
Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

Judul
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (外題, Gedai?) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (芸題, nama pertunjukan?). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul (娘道成寺, Musume dōjōji?) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan (京鹿子, Kyōkanoko?) (3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji, 京鹿子娘道成寺?), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (都鳥廓白波, Miyakodori nagare no siranami?) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (忍ぶの惣太, Shinobu no Sōda?). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (八幡祭小望月賑, Hachiman matsuri yomiya no nigiwai?) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (縮屋新助, Chijimiya Shinsuke?). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.

1 komentar:

The Sheep Lover mengatakan...

aaarrrghhh pingin nonton!!